Hepatitis B merupakan penyakit infeksi pada hati atau liver yang disebabkan virus tipe B.Sel-sel hati akan menjadi rusak.akibatnya hati tak bisa berfungsi dengan baik.dibandingkan dengan tipe C Hepatitis B masih lebih baik.
sayangnya tak seperti tipe A yang bisa sembuh total ( 100 % ).tetapi, penderita tetap bisa beraktifitas seperti biasanya asalkan tak terlalu capek dan menjaga daya tahan tubuhnya tetap kuat.Hepatitis B ini menular melalui ciuman, hubungan seks, ibu penderita kepada janin yang dikandung, transfusi darah, jarum tato, tindik, dan sikat gigi penderita.
yang memprihatinkan justru banyak orang yang bukan penderita tetapi dalam status pengidap sehat.artinya virus sudah dikendalikan dan ada di dalam tubuh tetapi tidak menampakkan gejala.karena daya tahan tubuhnya masih relatif tinngi, bila telah difaksinasi tentu saja tidak mudah tertular namun ada yang masih tertular karena tubuhnya tak merespon baik vaksin yang diberikan.sehinnga tak terjadi antibody terhadap virus tipe B dalam jumlah memadai atau saat vaksinasinya tak tepat virus sudah lama berada didalam tubuh.
Seharusnya divaksin sebelum atau segera setelah terjangkit virus.perlindungan yang diberikan vaksin bisa beberapa tahun lamanya.bergantung individu itu sendiri namun dianjurkan setiap 2 atau 3 tahun memeriksa kembali kadar anti HBS nya.AngKa normal SGOT sekitar 21 sedangkan SGPT 23
SUMBER : majalah nova
PENULARAN HEPATITIS B
Sabtu, 19 Desember 2009
Diposting oleh revyyasminfirdhaus di 00.22 0 komentar
KERONTOKAN RAMBUT
Rata - rata setiap hari kita kehilangan 100 helai rambut tetapi juga mengalami pertumbuhan rambut dengan kecepatan yang bergatung pada kondisi kesehatan secara umum.beberapa faktor penyebab kerontokan rambut yang terjadi secara berlebihan adalah :
1. Perubahan hormonal termasuk akibat penggunaan kontrasepsi.
2. panas badan tinggi dan penyakit serius ( misalnya tumor )
3. pengobatan misalnya kemoterapi pada kanker
4. terlalu sering mencuci rambut dan mengeringkannya dengan alat pengering rambut.
5. Stres fisik dan emosional.
6. Kebiasaan yang tidak disadari seperti menarik rambut ketika terdapat kutu rambut.
Pemakaian shampo yang tidak cocok dapat memperparah keadaan kerontokan untuk sementara gantikan dengan shampo itu merang yang dibuat sendiri.
shampo memang bersifat mild dan mempunyai daya membersihkan yang baik.
perbanyak konsumsi sayur berwarna hijau dan buah berwarna kuning atau merah. karena kandungan senyawa antioksidan.sari kacang hijau yang dibuat sendiri sebagai sumber vitamin B yang penting bagi rambut sehat.pastikan rambut anda tidak ditumbuhi ketombe.tetaplah optimis karena rambut akan tumbuh subur seiring dengan perbaikan kondisi kesehatan secara keseluruhan.
sumber : majalah Health
Diposting oleh revyyasminfirdhaus di 00.08 0 komentar
SINDROM NEDROTIK
Jumat, 18 Desember 2009
Sindroma nefrotik adalah suatu kelainan yang disebabkan oleh kerusakan ginjal sehingga terjadi kebocoran protein dari dalam darah masuk kedalam urine.
gejala umum yang dijumpai adalah terdapatnya kelebihan cairan didalam tubuh yang dilihat melalui membengkaknya sekitar mata dan lengan, cairan di ronnga paru atau peritonial.
peningkatan tekanan darah dan air kencing yang berbusa adalah gejala lain yang menyertai. karena ginjal adalah organ yang sangat penting bagi kelandcaran fungsi semua organ yang lain, maka penderita sindroma nefrotik disarankan untuk memeriksakan diri kepada dokter ahli.penderita juga harus rajin menjalankan perintah dan nasehatnya.dan jangan mengabaikan obat-obat yang harus diminum secara teratur. disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter apabila anda ingin mencoba tanaman atau ramuan obat dari alam sebagai obat tambahan.
beberapa tanaman yang sudah dipakai sejak lama untuk membantu kelancaran fungsi ginjal antara lain adalah daun kumis kucing, daun keji beling dan akar alang-alang.pilih salah satu diantaranya ambil dan cuci terlebih dahulu sebelum direbus.minum rebusan itu 2 kali seminggu sebanyak 250ml.
Sumber : majalah Health
Diposting oleh revyyasminfirdhaus di 23.54 0 komentar
BERTUBUH KURUS RENTAN OSTEOPOROSIS
Mereka yang bertubuh kurus disinyalir lebih mudah mengalami osteoporosis ketimbang mereka yang bertubuh gemuk.
hal itu dibenarkan oleh Erwin.alasanya " orang kurus itu pelindungnya lebih tipis daripada orang gemuk ".kata Erwin.
sedang mereka yang gemuk masih terlindungi oleh lemak-lemak tubuh yang melingkupi tulang.dengan begitu proses penipisan tulangnya jadi lebih lanbat ketimbang mereka yang kurus dan tak berlemak.
Oleh karena itu cara yang paling baik adalah menjaga asupan gizi dan nutrisi yang bisa menjaga kekuatan tulang." sehingga berat badan menjadi normal dan yang juga penting bisa terhindar dari osteoporosis ".Ujar Erwin.
ditambahkan michael orang yang menjadi kurus sekali atau berusaha untuk kurus dengan cara yang tidak tepat juga rentan terkena osteoporosis.
" Artinya, orang tersebut mengurangi makan secara berlebihan , puasa ketat, bahkan menolak makan dalam waktu panjang. Sehingga menyebabkan kurang gizi.Kekurangan gizi itulah yang akan mencetuskan terjadinya penyakit termasuk osteoporosis ".Jelasnya.
Sumber : majalah Health
Diposting oleh revyyasminfirdhaus di 23.44 0 komentar
pendapat tentang etika bisnis
Selasa, 03 November 2009
ETIKA
Etika merupakan suatu pedoman yang digunakan untuk mengukur suatu tingkah laku yang tidak berkenan baik secara individu maupun kelompok. Etika berbeda dengan hukum atau regulasi, di mana hukum dan regulasi jelas aturan main dan sanksinya, atau dengan perkataan lain hukum atau regulasi adalah etika yang sudah diformalkan.
Jadi dengan demikian, etika tersebut memang tidak memiliki sanksi yang jelas, selain barangkali sanksi moral, atau sanksi dari Yang Maha Kuasa. Jadi, jika bersandar kepada definisi hukum, maka melanggar etika belum tentu berarti melanggar hukum. Jika melanggar hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata, sementara itu melanggar etika sanksinya tidak jelas, atau hanya sanksi moral semata. Jadi, sering etika tidak begitu diperhatikan. Hanya dapat menyebabkan seseorang akan merasa bersalah dan seakan semua orang menuding dirinya bersalah, padahal tidak ada sanksi fisik yang mengikutinya, dapat dikatakan bahwa moral tersebut sudah menjadi bagian dari individu yang bersangkutan.
Etika berkenaan dengan pedoman yang bersifat sakral, sopan, baik, terpuji, kejujuran, dihormati, penuh tata krama, bermoral, tidak mencurangi, tidak merugikan, tidak menyusahkan orang lain, dan sebagainya. Sedangkan kata etika sering muncul pada saat keadaan yang tidak nyaman yang sedang terjadii, yang dianggap mengganggu suasana, maka perbuatan orang lain menjadi sasaran bai keadaan evaluasi keadaan tersebut.
ETIKA BISNIS
Etika bisnis merupakan etika terapan. Etika bisnis merupakan aplikasi pemahaman kita tentang apa yang baik dan benar untuk beragam institusi, teknologi, transaksi, aktivitas dan usaha yang kita sebut bisnis. Pembahasan tentang etika bisnis harus dimulai dengan menyediakan kerangka prinsip-prinsip dasar pemahaman tentang apa yang dimaksud dengan istilah baik dan benar, hanya dengan cara itu selanjutnya seseorang dapat membahas implikasi-implikasi terhadap dunia bisnis.Etika dan Bisnis, mendeskripsikan etika bisnis secar umum dan menjelaskan orientasi umum terhadap bisnis, dan mendeskripsikan beberapa pendekatan khusus terhadap etika bisnis, yang secara bersama-sama menyediakan dasar untuk menganalisis masalah-masalah etis dalam bisnis.
Etika bisnis merupakan suatu tatanan perbuatan baik yang harus diacu dan dijadikan pedoman untuk melakukan bisnis yang menciptakan keuntungan tanpa bersifat merugikan pihak lain baik langsung maupun tidak langsung secara moral.
Etika bisnis akan mempengaruhi tingkah laku individu dalam suatu bentuk sosial, khususnya hubungan sosial ekonomi, sehingga dari tingkah laku tersebut dapat diidentifikasi apakah terdapat pelanggaran etika dari suatu kelompok sosial tertentu terhadap kelompok sosial lainnya dalam melakukan hubungan sosial.
Sumber :
1.http://entrepreneur.gunadarma.ac.id/e-learning/attachments/040_etika%20bisnis%20dan%20kewirausahaan.pdf
2. http://fe.usu.ac.id/files/Etika%20bisnis%20manajemen-ritha8.pdf
3. http://www.ririsatria.net/2008/10/07/etika-bisnis-pentingkah/
4. http://entrepreneur.gunadarma.ac.id/e-learning/materi/1-artikel/40-etika-bisnis.html
5. modul etika bisnis STIE BISNIS INTERNASIONAL INDONESIA oleh Sumarsid.SE.MM Dosen program S1.
Diposting oleh revyyasminfirdhaus di 23.22 7 komentar
akibat olahraga yang terlalu berlebihan
tanda-tanda overtraining( olahraga yang berlebihan ) sebenarnya sudah bisa dideteksi dan dirasakan.Sayangnya, hal itu seringkali diabaikan.dan tahu-tahu merasa pusing lantas jika demikian apa yang harus kita lakukan ?
sebaiknya kita langsung menghentikan olahraga, istirahat sejenak dan langsung ganti cairan tubuh.solusi awalnya kita bisa minum air putih dicampur gula merah.karna gula merah cepat menggantikan energi yang hilang tetapi tidak menambah kalori terlalu banyak seperti halnya gula putih.Jika kita tidak suka minuman seperti itu bisa digantikan dengan teh manis.jika hal tersebut sudah dilakukan tunggu hingga rasa pusing hilang lalu beristirahat.
jika sudah terjadi overtraining maka istirahatnya harus diperlama yang terpenting dalam berolahraga adalah menjaga kesehatan dan kebugaran.bukan pada akhirnya membuat kita lemas, pusing, kehilangan konsentrasi atau hal lainnya yang dapat menyebabkan overtraining.
olahraga memang bagus untuk kesehatan tetapi kita juga harus memahami sampai batas manakah kita harus berolahraga,jangan berlebihan karna sesuatu yang berlebihan akan berakibat tidak baik.
Jadi berolahraga sesuai dengan kondisi tubuh kita dan yang terpenting kita harus kenali kondisi tubuh kita sendiri.
Diposting oleh revyyasminfirdhaus di 23.08 0 komentar
persiapan memulai suatu usaha
1.Minat
awal persiapan kita harus memilih peluang usaha yang sesuai minat dan keterampilan yang kita miliki.jika kita tidak mempunyai minat sesuai dengan keterampilan yang kita punya maka apa yang sudah kita persiapkan akan tidak sejalan dengan tujuan kita.
2.jenjang karier
dengan menjalani pekerjaan yang kita sukai akan meningkatkan jenjang karier dan tentu saja akan mempengaruhi pertambahan penghasilan yang akan diperoleh.
3. Kelola uang
adanya peningkatan penghasilan akan lebih memudahkan untuk berinvestasi.jika kita memiliki pemikiran yang ke depan.
4. Ciptakan peluang
Kita harus menciptakan peluang baru dan diusahakan jangan mengikuti bidang usaha yang sudah ada.
5. Kondisi stabil
sebelumnya kita harus memperhatikan kondisi keuangan keluarga sebelum memutuskan untuk memulai berwirausaha.
6. Buat rencana
pelan-pelan buat rencana usaha yang akan digeluti.tidak perlu terburu-buru atau menunggu setelah pensiun untuk berwirausaha.
7. Tekun
modal utama dalam menjalankan usaha yaitu dengan siap menghadapi tantangan dan ketekunan,jika kedua sikap itu ada di diri kita maka usaha yang kita jalankan akan membuahkan hasil yang bagus.
8. Perencanaan keuangan
dalam melakukan bidang usaha tidak ada salahnya berkonsultasi dengan perencana keuangan agar uang yang sudah kita miliki akan terasa sangat berguna dan tidak habis percuma.
Maka untuk memulai uasaha sebaiknya butuh suatu persiapan agar usaha yang kita jalankan sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Diposting oleh revyyasminfirdhaus di 22.53 0 komentar
pribadi yang optimis dan pesimis
- Beralih dari rasa takut kerasa percaya diri, penuh semangat dan keberanian.
- berhenti sebagai pengikut dan mulai sebagai pemimpin.
- hindari penggunaan kata-kata yang tidak ada artinya dan menggunakan kata-kata yang menyakinkan dan didukung fakta.
- melepaskan diri dari kegiatan rutin dan mengambil tanggung jawab dan tantangan dari suatu karier.
- meninggalkan rasa kurang percaya diri dan menumbuhkan keyakinan dapat menyelesaikan suatu tugas dengan sebaik-baiknya.
Sumber : Dalam buku" Nikmatnya Menjual" ( J.T. Auer )
Diposting oleh revyyasminfirdhaus di 22.27 0 komentar
etika bisnis
Jumat, 11 September 2009
“ETIKA BISNIS : PENTINGKAH ?”
Apakah memang ada etika bisnis ? Apakah bisnis memang perlu memperhatikan etika ? Bukankah bisnis dan etika berada di dua dunia yang berbeda ? Demikianlah opini yang sering beredar di kalangan masyarakat, terutama masyarakat yang berkecimpung di dunia bisnis. Jangan-jangan etika bisnis itu hanya terdapat dalam teori di kampus-kampus semata. Toh, pada kenyataannya, jika memang mau untung, sering kita harus melupakan etika. Benarkah demikian?
Baiklah, mari kita lihat dulu, apa sih sebenarnya pengertian etika tersebut. Apakah itu etika ? Banyak sekali definisi yang berkaitan dengan etika. Tetapi pada intinya adalah, semua norma atau “aturan” umum yang perlu diperhatikan dalam berbisnis yang merupakan sumber rujukan nilai-nilai yang luhur dan kebajikan. Etika berbeda dengan hukum atau regulasi, di mana hukum dan regulasi jelas aturan main dan sanksinya, atau dengan perkataan lain hukum atau regulasi adalah etika yang sudah diformalkan.
Jadi dengan demikian, etika tersebut memanag tidak memiliki sanksi yang jelas, selain barangkali sanksi moral, atau sanksi dari Yang Maha Kuasa. Jadi, jika bersandar kepada definisi hukum, maka melanggar etika belum tentu berarti melanggar hukum. Jika melanggar hukum, sanksinya jelas berupa pidana atau perdata, sementara itu melanggar etika sanksinya tidak jelas, atau hanya sanksi moral semata. Jadi, sering etika tidak begitu diperhatikan.
Etika juga tidak sama dengan etiket, di mana etiket adalah suatu tatakrama pergaulan pada komunitas dan situasi tertentu yang disepakati bersama. Misalnya cara makan yang baik, cara berjalan yang baik, dan sebagainya. Ini adalah etiket, dan etiket itu bisa jadi merupakan bagian dari etika.
Nah, pada tulisan ini saya akan membahas mengenai etika, bukan etiket, bukan pula hukum atau regulasi. Misalnya contoh kasus begini, Anda menjual handset dengan mutu rendah atau cacat, tetapi dengan suatu cara jitu, Anda berhasil menyembunyikan masalah pada handset itu sehingga secara kasat mata tidak diketahui oleh pemakai, kecuali setelah menggunakannya selama beberapa waktu. Kemudian Anda membuat aturan, bahwa barang yang telah dijual tidak bisa ditukar / dikembalikan lagi dan barang itu tanpa garansi. Lalu ada orang yang membeli handset tersebut, dan tentu saja sebagai orang awam, dia tidak bisa melihat masalah atau kerusakan pada handset tersebut, dan transaksi pun terjadi. Tidak lupa Anda mengingatkan kepada dia bahwa barang yang telah dijual tidak bisa ditukar / dikembalikan lagi.
Setelah beberapa waktu, ternyata dia komplain kepada Anda bahwa ada masalah pada handset yang dia beli dan dia menuntut Anda untuk menggantinya. Lalu Anda berdalih, bahwa waktu terjadi transaksi dulu kan barangnya bagus-bagus saja, tidak ada masalah, dan si pembeli tidak komplain apa-apa. Lalu dengan dalih bahwa barang yang telah dijual tidak bisa ditukar / dikembalikan lagi, Anda menolak untuk mengganti handset tersebut, apalagi memang tidak ada garansi.
Salahkah Anda ? Secara hukum bisa jadi Anda benar. Tanpa menyewa pengacara handal pun, rasanya sudah bisa ditebak bahwa Anda akan menang berdebat dengan si pembeli tadi. Tetapi dari sisi pandang etika bisnis, Anda jelas-jelas salah, di mana Anda sebenarnya sudah mengetahui bahwa barang tersebut ada cacatnya atau ada masalahnya, tetapi Anda sembunyikan atau tidak memberitahu si pembeli. Artinya, dari awal Anda sudah tidak memiliki itikad baik dalam berdagang. Tetapi siapa yang bisa mengukur itikad ? Susah kan ? Sudah pasti dengan berbagai dalih, di kacamata hukum, bisa jadi Anda memang. Bahkan undang-undang perlindungan konsumen pun agak susah dipergunakan di sini. Bagaimana proses pembuktiannya ?
Oke lah, katakan Anda menang, tetapi benarkan Anda menang ? Dalam jangka pendek iya ! Tetapi tentu saja si pembeli tidak akan puas, dan karena dia “dikalahkan secara hukum” maka dia akan menulis surat pembaca di koran atau menyampaikan keluhan dia ke lembaga konsumen, atau menyampaikan kepada orang-orang lain. Dalam jangka panjang, akan terbentuk opini masyarakat mengenai toko Anda, yaitu menjual barang rusak dan tidak bagus. Ini jelas opini negatif, dan berpotensi untuk menjatuhkan reputasi Anda, dan lambat-laun, bisa jadi pembeli cenderung menurun. Jadi, dalam jangka panjang bisnis Anda bisa bermasalah. Di sini jelas terlihat, bahwa sanksi etika itu hanya berbentuk sanksi moral dan baru terlihat dalam jangka panjang.
Jadi, dalam jangka pendek, bisnis yang tidak memperhatikan etika bisa jadi menuai keuntungan, tetapi dalam jangka panjang, biasanya bermasalah dan mendapatkan sanksi moral dari masyarakat.
Oke, sekarang Anda sudah tahu bahwa etika itu penting. Sekarang, bagaimanakah sebenarnya bisnis yang beretika tersebut ? Apakah standar etika ? Nah, sekali lagi, etika tidak ada standar, karena kalau Anda meminta standar etika, sebenarnya Anda meminta hukum atau regulasi yang formal. Bisa jadi ada aspek-aspek etika yang sudah diformalkan menjadi hukum dan regulasi, tetapi masih sangat banyak yang belum. Misalnya, bagaimana Anda memformalkan itikad baik ? menyembunyikan informasi ? dan sebagainya. Dengan mudah dalih sederhana akan membuat Anda menang.
Tetapi berbagai pemikir etika di dunia mencoba untuk membuat panduan. Salah satunya adalah “prinsip bolak-balik” atau prinsip imperatif dalam etika yang dipopulerkan oleh filsul Immanuel Kant, di mana sesuatu tindakan dianggap tidak beretika apabila orang lain melakukannya kepada Anda, maka Anda tidak bisa menerimanya. Maksudnya begini, apakah bisa menerima jika Anda dipukul oleh orang lain ? Tentu saja tidak ! Rasanya akan sakit. Nah, berdasarkan “prinsip bolak-balik”, maka memukul orang lain dianggap tidak beretika, karena Anda pun tidak mau dipukul. Nah, di sini batasannya sangat subyektif sekali bukan ? Tetapi prinsip bolak-balik sudah cukup menjadi panduan etika yang sangat berpengaruh.
Apakah Anda bisa menerima kalau ternyata dibohongi oleh orang lain dalam berbisnis ? Jawabannya pasti tidak mau ! Maka dengan demikian, membohongi konsumen, atau menyembunyikan informasi yang penting (information asymmetry) adalah tindak yang tidak beretika dalam bisnis.
Kasus lain, katakan seperti ini, sekelompok penjual kartu isi ulang merek tertentu dengan sengaja menumpuk atau tidak menjual kartu isi ulang dengan harapan, akan terjadi kelangkaan di pasar, dan mereka bisa menaikkan harga atau menjual lebih tinggi, sesuai dengan teori demand and supply atau permintaan dan penawaran dalam ekonomi. Secara hukum mungkin saja hal ini melanggar peraturan atau regulasi, tetapi sekali lagi, jelas pembuktiannya sangat sulit. Ini adalah masalah itikad baik. Bagaimana pandangan etika mengenai hal ini ?
Sekali lagi, dengan “prinsip bolak-balik”, sekali lagi kita bisa menilai, apakah sesuatu itu beretika atau tidak. Apakah kita bisa menerima jika seandainya ada orang lain yang menimbun barang sehingga harganya mahal dan kita adalah konsumen barang tersebut ? Jika kita ikut kesal dengan ulah “spekulan” seperti ini, maka kegiatan menimbun barang tersebut dikategorikian tindakan tidak beretika.
Kesimpulannya, suatu tindakan dianggap beretika apabila Anda pun tidak keberatan jika orang lain melakukan hal itu terhadap diri Anda, sesuai dengan prinsip bolak-balik.
Tetapi masalahnya tidak semua orang memiliki wawasan atau pandangan yang sama. Semakin terdidik atau terpelajar, atau semakin luas wawasan seseorang, maka biasanya semakin komprehensif analisisnya untuk etika ini. Misalnya begini, apakah membuang sampah ke sungai itu melanggar etika ? Bagi orang yang tidak mengerti masalah lingkungan hidup, maka membuang sampah ke sungai itu sah-sah saja, dan dia pun tidak keberatan jika ada orang lain yang membuang sampah ke sungai. Dalam perspektif orang ini, jelas membuang sampah ke sungai tidak bertentangan dengan etika. Tetapi buat orang yang mengerti masalah lingkungan hidup, dan paham bahwa ini akan mengakibatkan banjir, maka dia akan menilai bahwa membuang sampah ke sungai adalah tindakan yang melanggar etika.
Begitu juga dalam berbisnis. Tidak semua pelaku bisnis menyadari apa dampak ekonomi dan sosial dari apa yang mereka lakukan. Apalagi yang sifatnya dampak tidak langsung, lebih tidak disadari lagi. Misalnya menjual barang rusak atau cacat. Bisa jadi Anda menganggap toh sah-sah saja menjual barang rudak atau cacat, karena Anda yakin semua konsumen akan memeriksa dulu setiap barang yang akan mereka beli. Kalau oke, silakan beli, kalau tidak, ya tidak apa-apa. Sepintas lalu, kelihatannya hal seperti ini tidak ada masalah, tetapi dia akan menjadi masalah begitu kita menyadari bahwa ternyata tidak semua konsumen itu mampu memerika barang yang kita jual tersebut dengan baik.
Nah, di sini Anda bisa berdalih kan ? Salah sendiri kenapa tidak memeriksa dulu barang yang dibeli ? Persoalannya tidak sesederhana itu, karena sekali lagi setiap individu itu punya wawasan serta kemampuan yang berbeda-beda. Rasanya akan sakit sekali jika ketahuan belakangan bahwa ternyata kita membeli barang yang rusak atau cacat, tetapi si penjual tidak menyampaikannya kepada kita, alias si penjual tidak memberikan informasi yang utuh mengenai produk yang dijual atau information asymmetry. Nah, Anda bisa saja berdalih, salah sendiri kenapa tidak teliti atau tidak bertanya sewaktu membeli. Akhirnya kita kembali kepada aspek lain dari etika, yaitu itikad baik. Jelas, ada suatu itikad yang tidak baik dari Anda untuk tidak menyampaikan kerusakan atau cacat barang tersebut kepada konsumen.
Kesimpulannya, etika bisnis sangat tergantung kepada itikad baik, dan hanya Anda sendirilah yang mengetahui itikad baik ini, orang lain susah atau bahkan tidak akan tahu sama sekali, bahkan jika Anda melanggar pun, orang lain tidak mudah untuk mengetahuinya.
Nah, pada tulisan ini saya sudah menyampaikan setidaknya 2 aspek dari tolok ukur etika, walaupun sulit untuk mengukurnya, yaitu (1) prinsip bolak-balik, serta (2) itikad baik. Kedua hal ini adalah fondasi penting untuk etika bisnis atau melakukan bisnis yang fair dan jujur. Semuanya kembali kepada diri kita masing-masing, karena sekali lagi, etika itu sanksinya hanyalah sanksi moral, dan itu pun sering terlihat dalam jangka panjang, tidak langsung segera terasa. Prinsipnya adalah, dalam jangka pendek, bisnis yang melanggar etika bisa jadi sangat menguntungkan, tetapi dalam jangka panjang bisa jadi akan bermasalah. So, bagaimana sikap Silakan Anda tentukan sendiri. Salam.
sumber : http://www.ririsatria.net/2008/10/07/etika-bisnis-pentingkah/
Diposting oleh revyyasminfirdhaus di 08.55 0 komentar